RSAnnisa//- Penyakit Lupus memiliki beberapa macam jenis, salah satu jenis yang paling sering diderita masyarakat umum adalah Lupus Eritematosus Sistemik (LES). LES dikenal sebagai penyakit “Seribu Wajah” yang merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang sampai saat ini belum jelas penyebabnya.
LES ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun. Penyakit autoimun sistemik tersebut bisa merusak satu atau lebih sistem organ.
LES umumnya menyerang kulit, sendi, darah, jantung, paru-paru, ginjal, susunan saraf pusat dan sistem imun. Gejala LES yang dialami penderita juga beragam dan memiliki risiko kematian yang tinggi sehingga butuh pengobatan seumur hidup.
Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi pemicu LES :
- Faktor genetik : diketahui bahwa sekitar 7% pasien LES memiliki keluarga dekat (orang tua atau saudara kandung) yang juga didiagnosis LES.
- Faktor lingkungan : infeksi, stres, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultraviolet (matahari), penggunaan obat-obatan tertentu, merokok, paparan kristal silica.
- Faktor hormonal : umumnya perempuan lebih sering terkena penyakit LES dibandingkan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit LES sebelum periode menstruasi atau selama kehamilan mendukung dugaan hormon estrogen menjadi pencetus penyakit LES.
Berikut Jenis Penyakit LES dan kelainan terkait lupus (Lupus Related Disorder) diantaranya :
- Lupus Eritematosus Sistemik, yang umumnya tidak ditemukan dua orang penderita dengan gejala yang sama.
- Lupus Kutaneus, dikenali dari ruam yang muncul di kulit dengan berbagai tampilan klinis.
- Lupus imbas obat, jenis tersebut baru muncul setelah penderita lupus menggunakan jenis obat tertentu dalam jangka waktu tertentu (lebih dari 1 bulan).
- Sindrom Overlap, yakni undifferentiated connective tissue disease (UCTD) dan mixed connective tissue disease.
- Pada sebagian pasien LES juga ditemukan jenis diagnosis penyakit autoimun seperti arthritis rheumatoid, scleroderma, atau myositis.
Kementerian Kesehatan RI mencanangkan program deteksi dini LES yang disebut dengan Periksa Lupus Sendiri (SALURI).
SALURI dapat dilakukan di Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU), Puskesmas atau di sarana pelayanan kesehatan lainnya dengan cara mengenali gejala-gejala sebagai berikut:
- Demam lebih dari 380C dengan sebab yang tidak jelas
- Rasa lelah dan lemah berlebihan
- Sensitif terhadap sinar matahari
- Rambut rontok
- Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang melintang dari hidung ke pipi
- Ruam kemerahan di kulit
- Sariawan yang tidak kunjung sembuh, terutama di atap rongga mulut
- Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
- Ujung-ujung jari tangan dan kaki pucat hingga kebiruan saat udara dingin
- Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik napas panjang
- Kejang atau kelainan saraf lainnya
- Kelainan hasil pemeriksaan laboratorium (atas anjuran dokter) :
- Anemia : penurunan kadar sel darah merah
- Leukositopenia : penurunan sel darah putih
- Trombositopenia : penurunan kadar pembekuan darah
- Hematuria dan proteinuria : darah dan protein pada pemeriksaan urin
- Positif ANA dan atau Anti ds-DNA.
Jika pasien mengalami minimal 4 gejala dari seluruh gejala yang disebutkan di atas, maka dianjurkan untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter di Puskesmas atau rumah sakit agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Cara Mencegah Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik (LES) :
o Hindari aktivitas fisik yang berlebihan
o Hindari merokok
o Hindari perubahan cuaca karena memengaruhi proses inflamasi
o Hindari stres dan trauma fisik berlebih
o Diet khusus sesuai organ yang terkena
o Hindari paparan sinar matahari secara langsung, khususnya UV pada pukul 10.00 hingga 15.00
o Gunakan pakaian tertutup dan tabir surya minimal SPF 30PA++ 30 menit sebelum meninggalkan rumah
o Hindari paparan lampu UV
o Hindari pemakaian kontrasepsi atau obat lain yang mengandung hormon estrogen
o Kontrol secara teratur ke dokter
o Minum obat secara teratur
o Konsumsi makanan sehat, seperti buah kaya antioksidan, sayuran hijau, omega 3, dan makanan sehat lainnya.
Sumber : p2ptm.kemkes & detik.com